In My Place…

Ilustrasi. In My Place

Lalu disusul dengan album studio perdana bertajuk Parachutes yang dirilis pada 10 Juli 2000. Konon total copy album terjual sudah mencapai 100 juta copy. Konon lagi penggemar terbanyak adalah dari Indonesia.

Mungkin karena itu, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno berupaya keras agar konser itu bisa berlangsung dua kali untuk memuaskan dahaga coldplayers Indonesia. Karena di Argentina tahun lalu konser ini berlangsung enam kali dengan jumlah penonton 600 ribu.

Mengapa penolakan konser Coldplay banyak dilakukan oleh umat Islam?

Ini karena disinyalir Coldplay merupakan pendukung budaya LGBT, bahkan dalam beberapa konsernya mereka tidak segan-segan mengibarkan bendera pelangi yang merupakan simbol LGBT.

Memang LGBT sebagai sebuah kelompok sedang menguatkan eksistensinya untuk diakui agar sejajar dengan eksistensi laki laki dan perempuan.

Di Eropa dan Amerika, eksistensi LGBT memang cukup diakui. Bahkan Perdana Menteri Luxemburg dan PM Belgia tidak malu malu membawa istrinya yang juga laki-laki ke berbagai pertemuan publik dan kenegaraan.

Begitupun PM Islandia juga tidak malu membawa istri lesbiannya dalam pertemuan para Pemimpin Nato.

Kita juga belum lupa bagaimana Kapten Tim Panser Jerman di Pildun Qatar tahun lalu memakai Ban Kapten warna pelangi sebagai bentuk dukungan kepada LGBT. Saya juga pernah melihat pasangan gay bercumbu rayu mesra di depan umum di Bandara Schiphol Belanda.

LGBT adalah akronim dari empat istilah. Lesbian itu perempuan yang orientasi seksualnya ke perempuan juga. Gay kebalikan dari lesbian yaitu laki-laki orientasi seksualnya ke laki-laki.

Bisex adalah ac-dc alias bisa ke laki-laki dan ke perempuan. Transgender adalah orang yang merubah bagian tubuhnya, organ kelaminnya, menjadi lawan jenisnya.

Para pelaku LGBT, tidak terima bila dikatakan bahwa itu adalah perilaku menyimpang atau penyakit.

Mereka selalu menganggap bahwa itu adalah takdir Allah sebagaimana laki laki dan perempuan.

Sehingga mereka menuntut untuk diperlakukan sejajar dengan laki-laki dan perempuan asli.

Betul bahwa menjadi LGBT adalah takdir. Sebagaimana menjadi kafir, pencuri, dan pembunuh atau sakit kanker dan sebagainya juga adalah takdir.

Tetapi ini adalah takdir mualaq, atau takdir yang bisa dirubah bukan takdir mubram, takdir yang tidak bisa dirubah.

Contoh takdir mubram adalah peredaran matahari, bumi dan bulan, atau dilahirkannya seseorang bangsa dan Ras tertentu, sebagai Betul bahwa menjadi LGBT adalah takdir.

Sebagaimana menjadi kafir, pencuri, dan pembunuh atau sakit kanker dan sebagai laki-laki atau sebagai perempuan, atau cempedak berbuah cempedak bukan berbuah nangka.

Allah SWT sudah menetapkan bahwasannya qadar adalah sebuah takdir yang masih bisa dirubah oleh seseorang dengan berbagai cara, di antaranya dengan berdoa dan berusaha secara sungguh-sungguh, berikhtiar, supaya segala sesuatunya bisa tercapai sesuai dengan ketetapan Allah.

Sesuai dengan fitrah seperti yang Allah ciptakan pada awalnya.

Sebagaimana firmanNya;

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah (pilihlah) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Ar Rum : 30)

Kita harus sadar bahwa keinginan kita seharusnya tidak melawan ketentuan Allah Yang Maha Kuasa.

Bila keinginan dan kecenderungan manusia berlawanan dengan ketentuan Allah, maka jelas manusia yang salah dan atau menyimpang.

Orang Jawa mempunyai ujaran tentang ini, kridaning ati orang biso mbedah kuthaning pesti. Maknanya, keinginan seseorang tidak bisa mengalahkan takdir yang sudah pasti.

Perlawanan manusia terhadap kodratnya oleh karena itu akan membawa dan menjadi bencana. Sebagaimana kaum Sodom dan Gomorah atau penduduk Kota Pompei di dekat Napoli sekarang, pada abad ke 6 Masehi.

Jadi, bila ada umat Islam yang menolak konser Coldplay, semata mata karena kepeduliannya terhadap peradaban manusia, agar mereka tidak salah jalan.
Tidak meniru peradaban asing yang tidak sesuai dengan nilai nilai luhur Pancasila. Tidak berjalan kearah yang akan mengundang kemurkaanNya.

Karena seseorang bila sudah ngefans pada seseorang atau kelompok tertentu akan berkecenderungan untuk membenarkan apa yang dilakukan oleh tokoh idolanya.

Akan cenderung untuk mengikuti perilaku dan pandangan dari idolanya, meski gak semua.

Ada fans yang cenderung menganggap idolanya seperti nabi yang tidak pernah salah.

Mereka akan rela berkorban hanya sekedar untuk bertemu dengan idolanya. Mereka akan selalu bertepuk tangan atas apa yang dilakukan dan dikatakan idolanya, terlepas benar atau salah. Tapi, in my place.. ada juga fans yang gak begitu lho.***

Wallahua’lam bi shawab

Laman: 1 2

Tags: ,