Merdeka dari Jeratan Utang, Mari Belajar dari Haji Bolot

Fenomena media sosial, gaya hidup pamer kekayaan (flexing). Semua variabel tersebut dapat berpengaruh signifikan bagi kelompok masyarakat yang memiliki tingkat kecerdasan keuangan rendah untuk terjerat ke dalam perangkap pinjol, baik yang legal maupun ilegal.

Untuk itu, pemerintah melalui OJK, pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan, tokoh agama dan lembaga pendidikan dapat memiliki peran untuk melakukan edukasi keuangan, terutama bagi kelompok masyarakat yang memiliki tingkat literasi keuangan yang masih rendah.

Ketika seseorang terlibat dengan pinjaman online, maka ia pun melakukan perbuatan riba yang tentunya dilarang agama. Berutang terus menerus bisa jadi ibarat “candu” dan orang yang berutang tentu saja hidupnya tidak merdeka, karena ia akan terus dikejar penagih dan tentu saja hidupnya tidak akan tenang.

Namun sebuah syair lagu minang yang berjudul “amak manyuruah pulang” dalam syair lagunya mengatakan yang intinya “kalau berutang tenang saja, karena negara pun berutang”

Negara ternyata juga menjadi rujukan rakyat, ketika Negara “terlilit ” tentu saja menjadi rujukan bagi rakyat, apalagi digunakan hanya untuk proyek yang menguntungkan segelintir orang saja dan dampaknya tidak langsung dirasakan rakyat kecil.

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan II 2023 sebesar USD396,3 miliar atau sekitar Rp6.079 triliun

Di hari kemerdekaan ini, marilah kita bertekad untuk bisa merdeka dari gaya hidup dan perilaku yang gemar berutang, khususnya utang karena gaya hidup dan perilaku konsumtif, hiduplah pada level kita, jangan sampai memaksakan diri demi harga diri.

Pelawak Haji ketika ditanya kenapa hidupnya bisa usia panjang dengan simpel dia jawab, “kalau gak punya uang, jangan beli, hidup apa adanya. Jangan iri dengan kesuksesan orang.”

Merdeka!***

Laman: 1 2 3 4

Tags: , ,