Pelajaran dari Doa Ini
Ada sejumlah pelajaran yang bisa kita ambil dari doa ini. Pertama, harus menjadi akhlak dan adab bagi orang-orang beriman untuk mendoakan orang-orang beriman lainnya.
Kita tidak seharusnya egois dalam berdoa. Kita tidak akan kehilangan apapun ketika mendoakan kebaikan bagi orang lain.
Dalam Ṣaḥīḥ Muslim, Rasulullah ﷺ mengatakan, “Doa seorang Muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan.
Di kepala Muslim itu, ada Malaikat yang menjadi wakil baginya. Setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, Malaikat tersebut berkata, ‘Aamiin dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan.’” (Ṣaḥīḥ Muslim No.2733)
Mendoakan kebaikan pada saudara kita adalah salah satu cara yang paling ampuh agar doa kita dikabulkan oleh Allah.
Mendoakan orang lain juga merupakan salah satu cara untuk menyucikan hati kita dari ghil, kebencian dan kedengkian.
Jika kita memiliki perasaan negatif kepada orang lain, doakan kebaikan untuk orang itu. Jika kita merasa dengki dengan seseorang, doakan kebaikan untuknya.
Ketika kita mendoakan kebaikan kepadanya, Allah akan mengangkat kebencian dan kedengkian dari dada kita. Lalu malaikat juga akan mendoakan kebaikan yang sama kepada diri kita sendiri.
Hadits berikut ini memang memiliki sedikit kelemahan dalam sanadnya, tetapi tidak ada masalah untuk menyampaikannya selama kandungannya tidak bertentangan dengan hadits yang lebih kuat dan selama kita juga tahu bahwa ada kelemahan dalam hadits ini.
Hadits ini tercatat dalam Kitab Musnad Asy-Syāmiyyīn karya Imam Ath-Thabrani. Rasulullah ﷺ berkata, “Barangsiapa yang meminta kepada Allah untuk mengampuni semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan, Allah akan menuliskan satu kebaikan untuk setiap orang beriman laki-laki dan perempuan yang pernah hidup.” (Musnad Asy-Syāmiyyīn lith Thabrani Jilid 3, Hadits ke-234)
Mendoakan ampunan bagi orang-orang yang beriman adalah sunnah para Nabi. Dalam Surat Ibrāhīm ayat 41, tercatat bahwa Nabi Ibrahim ʿalaihissalam mendoakan ampunan untuk semua orang beriman sepanjang masa,
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ.
“Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan (Hari Kiamat).”
(QS Ibrāhīm, 14: 41)
Dalam Surat Nūḥ ayat 28, Nabi Nuh ʿalaihissalam tercatat juga mendoakan ampunan bagi semua orang beriman sepanjang zaman,
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ.
“Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman, dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.” (QS Nūḥ, 71: 28)
Ayat dan doa ini menunjukkan bahwa sudah sepantasnya seorang Muslim memiliki akhlak yang baik dengan menunjukkan kepedulian kepada orang lain, setidaknya dengan berdoa untuk mereka.
Ayat ini juga memerintahkan kita untuk berupaya memiliki hati yang bersih. Jika melakukan kedua hal ini, mudah-mudahan kita bisa meraih derajat yang tinggi di sisi Allah, mengikuti para pendahulu kita dari golongan Sahabat Muhajirin dan Anshar.***
Tags: khazanah, M. Tiza Nasution, PKS